Kamis, 08 Juni 2017

Komputasi Paralel


I.     Pengertian Komputasi Paralel
Pemrosesan Paralel atau parallel processing merupakan penggunaan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan. Idealnya, parallel processing membuat program berjalan lebih cepat karena semakin banyak CPU yang digunakan. Tetapi pada prakteknya, seringkali sulit membagi program sehingga dapat dieksekusi oleh CPU yang berbeda-beda tanpa berkaitan diantaranya.
Komputasi paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan dengan memanfaatkan beberapa komputer independen secara bersamaan. Ini umumnya diperlukan saat kapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data dalam jumlah besar ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak.

Komputasi paralel membutuhkan :
Algoritma
Bahasa pemrograman
Compiler

II.  Arsitektur Komputasi Paralel
A. Berdasarkan simetrinya, multiprocessing dapat dibagi ke dalam:
1. Asymmetric Multiprocessing (ASMP)
2. Symmetric Multiprocessing (SMP)
3. Non-uniform memory access (NUMA) multiprocessing
4. Clustering

B. Berdasarkan jumlah instruksi dan datanya, dapat dibagi ke dalam (lihat Taksonomi Flynn)
Berikut gambar skema Taksonomi Flynn dan model pemrosesan parallel
Taksonomi Flynn


1. Komputer SISD (Single Instruction stream-Single Data stream)
Komputer ini memiliki hanya satu prosesor dan satu instruksi yang dieksekusi secara serial. Komputer ini adalah tipe komputer konvensional. 
Single Instruction stream-Single Data stream

2. Komputer SIMD (Single Instruction stream-Multiple Data stream)
Pada komputer SIMD terdapat lebih dari satu elemen pemrosesan yang dikendalikan oleh sebuah unit pengendali yang sama. Seluruh elemen pemrosesan menerima dan menjalankan instruksi yang sama yang dikirimkan unit pengendali, namun melakukan operasi terhadap himpunan data yang berbeda yang berasal dari aliran data yang berbeda pula. 
Single Instruction stream-Multiple Data stream


3. Komputer MISD (Multiple Instruction stream-Single Data stream)
Komputer jenis ini memiliki n unit pemroses yang masing-masing menerima dan mengoperasikan instruksi yang berbeda terhadap aliran data yang sama, dikarenakan setiap unit pemroses memiliki unit pengendali yang berbeda. Keluaran dari satu pemroses menjadi masukan bagi pemroses berikutnya. Belum ada perwujudan nyata dari komputer jenis ini kecuali dalam bentuk prototipe untuk penelitian. 
Multiple Instruction stream-Single Data stream

4. Komputer MIMD (Multiple Instruction stream-Multiple Data stream)
Pada sistem komputer MIMD murni terdapat interaksi di antara n pemroses. Hal ini disebabkan seluruh aliran dari dan ke memori berasal dari space data yang sama bagi semua pemroses. Komputer MIMD bersifat tightly coupled jika tingkat interaksi antara pemroses tinggi dan disebut loosely coupled jika tingkat interaksi antara pemroses rendah. 
Multiple Instruction stream-Multiple Data stream


III.   Bahasa Pemrograman pada Parallel Computation
A. MPI (Message Passing Interface)
Sebuah standard pemrograman yang memungkinkan pemrogram untuk membuat sebuah aplikasi yang dapat dijalankan secara paralel. Suatu standar protokol yang digunakan untuk pemrograman paralel dan terdistribusi.
Kelebihan MPI :
1.        Menyediakan fungsi-fungsi untuk menukar pesan.
2.       Menulis kode paralel secara portable.
3.       Mendapatkan performa yang tinggi dalam pemrograman paralel.
4.      Menghadapi permasalahan yang melibatkan hubungan data irregular atau dinamis yang tidak begitu cocok dengan model data paralel.
Kekurangan MPI :
1.        Tugas programmer semakin kompleks terkait detail komunikasi data.
2.       Mapping data struktur berbasis memori globlal bisa susah.

B. PVM (Private Virtual Machine)
Perangkat lunak yang memungkinkan sekumpulan komputer yang heterogen terlihat seperti satu sistem komputer paralel dan dapat digunakan sebagai sebuah sumber daya komputasi yang koheren. Istilah virtual machine mengacu pada konfigurasi komputer dengan memori tersebar, sedangkan istilah host ditujukan untuk komputer yang merupakan anggota dari virtual machine. Host dapat terdiri dari komputer yang berbeda-beda dan terpisah lokasinya secara fisik.

Komponen PVM
Berikut ini beberapa komponen PVM :
1. PVM daemon
Daemon dari PVM, atau disebut PVM daemon (pvmd). Daemon merupakan semacam program yang berjalan di “belakang” dan biasanya menangani program dari klien. Komponen ini berada pada setiap komputer yang terhubung dalam virtual machine. PVM Berguna untuk membentuk konfigurasi host dalam PVM dan mengkoordinir komunikasi antar host.
2. PVM libraries
Komponen ini berisi rutin-rutin antarmuka pemakai PVM untuk melakukan pengiriman pesan, pembuatan proses, koordinasi proses dan modifikasi virtual machine.Pustaka PVM ini memungkinkan adanya interaksi antar task, yang bisa dilakukan dengan menggunakan fungsi packing dan unpacking pesan.

Implementasi PVM
Secara umum, langkah implementasi komputasi parallel sebagai berikut:
1. Jalankan PVM daemon pada setiap mesin dalam cluster
2. Jalankan program master pada master daemon
3. Master daemon akan menjalankan proses slave.

IV.    Kelebihan Komputasi Paralel
Beberapa alasan yang menjadikan suatu program menggunakan komputasi paralel antara lain:
1.        Mempersingkat waktu eksekusi program yang menggunakan komputasi serial.
2.       Mendukung penyelesaian terhadap permasalahan secara cepat.Untuk komputasi yang sangat kompleks, terkadang sumber daya (resource) yang ada sekarang belum cukup mampu untuk
3.       Mengatasi adanya keterbatasan memori pada mesin untuk komputasi serial.
4.      Adanya sumber daya non-lokal yang dapat digunakan melalui jaringan lokal atau internet.
5.       Penghematan biaya pengadaan perangkat keras, dengan menggunakan beberapa mesin yang murah sebagai alternatif penggunaan satu mesin yang bagus tapi mahal, walaupun menggunakan P-Processor (Multicore).

V.       Kekurangan Komputasi Paralel
Penggunaan komputasi paralel sebagai solusi untuk mempersingkat waktu yang dibutuhkan, namun untuk eksekusi program mempunyai beberapa kekurangan berupa hambatan. 
Hambatan-hambatan tersebut antara lain adalah:
1.        Hukum Amdahl, yaitu percepatan waktu eksekusi program dengan menggunakan komputasi paralel tidak akan pernah mencapai kesempurnaan karena selalu ada bagian program yang harus dieksekusi secara serial.
2.       Hambatan yang diakibatkan karena beban jaringan, dalam eksekusi program secara paralel, prosesor yang berada di mesin yang berbeda memerlukan pertukaran data melalui jaringan. Untuk program yang dibagi menjadi task-task membutuhkan sinkronisasi, network latency (keterlambatan jaringan) menjadi masalah utama.
3.       Hambatan yang terkait dengan beban waktu untuk inisialisasi task, terminasi task, dan sinkronisasi.

VI.    Kesimpulan
Sekalipun didukung oleh teknologi prosesor yang berkembang sangat pesat, komputer sekuensial tetap akan mengalami keterbatasan dalam hal kecepatan pemrosesannya. Hal ini menyebabkan lahirnya konsep keparalelan (parallelism) untuk menangani masalah dan aplikasi yang membutuhkan kecepatan pemrosesan yang sangat tinggi, seperti misalnya prakiraan cuaca, simulasi pada reaksi kimia, perhitungan aerodinamika dan lain-lain.
Konsep keparalelan itu sendiri dapat ditinjau dari aspek design mesin paralel, perkembangan bahasa pemrograman paralel atau dari aspek pembangunan dan analisis algoritma paralel. Algoritma paralel itu sendiri lebih banyak difokuskan kepada algoritma untuk menyelesaikan masalah numerik, karena masalah numerik merupakan salah satu masalah yang memerlukan kecepatan komputasi yang sangat tinggi untuk memudahkan user dalam berinteraksi darisatu sistem ke sistem yang lain, dengan tujuan untuk membagi beban yang terdapat padasuatu sistem sehingga satu masalah dipecahkan secara bersama-sama. Dan keberhasilan pemrosesan paralel itu dapat dilihat dari kecepatan (speed up) yang diperoleh dari teknik paralel yang digunakan.

Sumber :
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11083648.pdf
https://www.scribd.com/doc/40938360/Makalah-Arkom-Paralel-Processing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar